Jumat, 22 Oktober 2010

Penelitian Pendidikan Fisika

Pertemuan ke-5: 11-10-2010

Format Proposal ( Usulan Penelitian )

Format proposal penelitian yang diajukan untuk kepentingan penulisan Skripsi Sarjana Universitas Jenderal Soedirman termasuk Jurusan Ilmu Komunikasi adalah sbb :

A. Judul Penelitian.

Judul penelitian adalah nama topik penelitian dalam sebuah struktur kalimat tunggal yang substansial, singkat, padat dan jelas inti isi pokok masalah, dan kalau perlu menyebut tempat dan waktu penelitian.

B. Latar belakang masalah.

Memuat antara lain ; issu sentral yang berhubungan dengan topik ; apa yang mendorong peneliti tertarik sehingga memilih masalah ini ; arti penting ( urgensi ) dari masalah yang hendak diteliti ; pemanfaatan data empirik ; pengungkapan variabel-variabel yang berhubungan dengan issu sentral tersebut.

C. Perumusan masalah.

Mengungkap resume diskusi pada latar belakang, resume dipertajam, diakhiri dengan formulasi pertanyaan penelitian.

D. Tujuan penelitian.

Memuat tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian yaitu : mengetahui, memahami, menjelaskan, membedakan, menghubungkan dan menganalisis yang dikaji dalam penelitian.

E. Manfaat penelitian.

· Manfaat teoritis yaitu mengembangkan ilmu yang bersangkutan.

· Manfaat praktis yaitu untuk rekomendasi terapan kebijakan.

F. Tinjauan pustaka dan kerangka teoritik

1) Tinjauan pustaka.

Memuat dan merangkum telaah pustaka yang berkaitan dengan topik penelitian. Artinya, kita mempelajari hasil-hasil penelitian terdahulu ( yang tema atau kajiannya hampir sama ), menelaah literatur yang relevan, mengkaji jurnal-jurnal penelitian dan sebagainya.

Langkah selanjutnya adalah membuat catatan seperlunya mengenai penelitian-penelitian yang pernah dilakukan atau perkembangan teori yang ada. Dengan tinjauan pustaka ini pembaca bisa mengetahui posisi penelitian yang kita lakukan. Apakah bersifat pengulangan dengan penekanan pada aspek yang lain, apakah melanjutkan penelitian terdahulu guna menjawab masalah yang belum terpecahkan, atau, membuat penelitian yang benar-benar “ baru “ dalam arti belum pernah dilakukan sebelumnya.

2) Kerangka teoritik.

Di bagian ini peneliti diminta mengemukakan teori-teori tertentu, pendapat-pendapat atau pandangan-pandangan mengenai persoalan dan atau gejala-gejala yang hendak diteliti. Proposisi-proposisi asumtif serta keterangan-keterangan atau pemikiran-pemikiran lain, termasuk yang berasal dari peneliti sendiri sangat berguna, dalam hal ini tidak perduli apakah penelitian ini bersifat kuantitatif dengan maksud penggalian, penggambaran ataukah penjelasan hubungan antar gejala ( pengujian hipotesa ). Dalam penelitian bersifat kualitatif maka seyogyanya peneliti mengemukakan temuan penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan mengemukakan beberapa catatan/komentar seperlunya. Pemanfaatan buku-buku atau sumber-sumber lain yang relevan sangat penting untuk kepentingan ini.

Sesuatu yang tidak boleh dilupakan dalam penyusunan kerangka teori adalah berusaha semaksimal mungkin mencoba memberikan arahan/kerangka yang nantinya berguna untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian, dan atau mencapai tujuan-tujuan seperti yang dikemukakan sebelumnya. Bagi penelitian yang dimaksudkan untuk menguji hipotesa maka akhir atau kesimpulan uraian tentang kerangka teori ini adalah hipotesa itu sendiri.

G. Hipotesis.

Dalam suatu penelitian, hipotesa tidak harus selalu ada, tetapi apabila oleh peneliti dirasakan perlu ada ( jenis eksplanatif ), maka hipotesis ini tidak lain adalah jawaban teoritis, dugaan dengan berdasar teori dan atau pemikiran-pemikiran tertentu sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian terutama masalah yang telah dirumuskan. Sudah pasti hipotesa ini nantinya akan diadu/diuji dengan data empirik yang merupakan bukti temuan lapangan. Tidak menjadi persoalan apakah hipotesa ini diterima ( diperkuat dengan bukti/data lapangan ) ataukah ditolak ( tidak memperoleh penguatan/bukti data lapangan ), yang lebih dipentingkan dalam hubungan ini adalah kejelasan tentang tingkat signifikasi dari penerimaan/penolakan tersebut serta keterangan atau catatan peneliti walau agak bersifat spekulatif tentang alasan kenapa hipotesa tersebut diterima atau ditolak.

H. Definisi konsepsional dan operasional.

1) Definisi konsepsional adalah pernyataan yang dapat mengartikan atau memberikan makna suatu variabel yang hendak diteliti. Tujuan dari perumusan definisi konsepsional adalah agar terdapat kesamaan persepsi tentang suatu variabel antara peneliti dan pembaca proposal penelitian. Rumusan variabel ini hendaknya yang telah umum di pakai dengan menunjuk pada kamus, ensikopedi, atau penelitian-penelitian yang telah terdahulu.

Contoh, definisi konsepsional untuk variabel status sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial menempatkan seseorang pada posisi tertentu di dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh pembawa status.

2) Definisi operasional merupakan cara penulisan taktis agar konsep bisa berhubungan dengan praktek, dengan kenyataan, atau dengan fakta, sesuai dengan namanya, tulisan definisi ini menyatakan kesiapan untuk dioperasikan (operasionalisasi).

Contoh definisi operasional untuk variabel status sosial ekonomi di atas adalah “ suatu kedudukan seseorang dalam struktur masyarakat yang dilihat dari pendidikan, pekerjaan, dan penghasilannya “.

I. Metodologi.

Terdapat dua format metodologi, yang pertama format metodologi dengan pendekatan penelitian kuantitatif yang kedua format metodologi dengan pendekatan penelitian kualitatif.

1. Metodologi ( Kuantitatif )

a) Metode penelitian

· Sasaran penelitian, menunjukan unit analisis atau responden yang dipakai dalam pelaksanaan penelitian.

· Lokasi penelitian, menunjukan tempat penelitian itu dilaksanakan.

· Metode penelitian, menjelaskan metode yang akan digunakan dalam penelitian bersangkutan.

· Variabel yang akan diteliti, memuat uraian mengenai macam dan jumlah variabel yang akan digunakan dalam penelitian tersebut.

· Teknik pengambilan sampel, memuat cara atau metode pengambilan sampel.

· Metode pengumpulan data, menjelaskan bagaimana cara/metode data dalam penelitian tersebut dikumpulkan.

· Sumber data, menjelaskan dari mana data penelitian tersebut diperoleh dan jenis data apa yang digunakan.

b) Metode analisis, memuat rumus-rumus, model-model analisis yang akan digunakan dalam penelitian, cara pengujian hipotesis dan kriteria penerimaan hipotesis.

2. Metodologi ( kualitatif )

a) Model penelitian.

Jelaskan model penelitian kualitatif yang akan diterapkan. secara garis besar model penelitian kualitatif meliputi :

· Etnografi, memusatkan pada kajian latar ( setting ) penelitian tunggal, yaitu budaya atau konteks yang asing atau bukan konteks penelitinya.

Dalam perkembangannya muncul Etnometodologi, yaitu etnografi yang diarahkan pada studi mengenal masyarakat yang juga bagian dari masyarakat modern seperti yang dimiliki penelitinya.

· Mikroetnografi, merupakan pendekatan etnografi tetapi sasarannya sangat terbatas, misalnya pada konteks yang sangat kecil atau khusus.

· Studi kasus, membatasi studi pada kekhususan konteks dengan karakteristik dan keterbatasannya ( wilayah ).

Model ini terbagi dalam dua model utama dengan dua variasi. Dikenal model studi kasus tunggal ( bilamana kasusnya hanya satu ) dan kasus ganda ( bila kasusnya lebih dari satu ).

Kedua model kasus tersebut masih dibedakan lagi dalam dua variasi, yaitu bentuk holistik dan pendekatan terpancang. Dengan demikian, secara lengkap bisa dikatakan :

Ø Kasus tunggal holistik dan kasus tunggal terpancang.

Ø Kasus ganda holistik dan kasus ganda terpancang.

Perbedaan antara holistik dan terpancang.

ü Bilamana kita sudah menentukan variabel utama yang akan menjadi fokus studi pada saat menyusun proposal maka studi tersebut merupakan kasus terpancang.

ü Pada kasus holistik, fokus studi akan ditentukan setelah peneliti menelusuri cukup lama di lapangan studi dan menemukan hal yang sangat menarik dan dipandang sebagai sangat penting untuk dijadikan fokus dalam laporannya.

· Bentuk pendekatan kritik, yaitu studi yang mengungkap makna sesuatu ( karya, peristiwa, atau kondisi sesuatu ), dengan menggunakan pendekatan yang menggunakan struktur kritik seni.

b) Teknik pengumpulan data.

· Jenis data :

Data kualitatif yang mampu mendeskripsikan suatu proses. Data kuantitatif bisa dimanfaatkan bilamana memang diperlukan sebagai dukungan deskripsi. Karena penelitian ini mementingkan proses dan makna, maka rumusan pertanyaan, selain menanyakan mengenai apa, juga cenderung mementingkan pertanyaan mengenai mengapa dan bagaimana.

· Rumusan mengenai beragam sumber data yang akan di manfaatkan didalam penelitian yang meliputi : peristiwa, benda, orang ( informan ) dan tempat serta dokumen atau arsip.

· Teknik pengumpulan data yang terpenting meliputi : observasi berperan ( spradley, 1980 ), interview mendalam dan dilengkapi dengan catatan dokumen ( conten analysis ).

· Pengembangan validitas datanya biasanya menggunakan triangulasi yang meliputi triangulasi sumber ( data ), peneliti, metode dan teori ( patton, 1980 ). Disamping itu masih terdapat beberapa cara lain guna meningkatkan validitas data. Antara lain, informant check.

· Model analysis penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Analysis biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, atau dilakukan dilapangan. Model analysis yang biasanya digunakan meliputi :

Ø Analysis mengalir ( jalinan ), dimana tiga komponen analysis (reduksi data, sajian data, dan penerikan kesimpulan) dilakukan saling menjalin dalam proses pengimpulan data.

Ø Analysis interaktif, reduksi dan sajian sementara dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, dan bila pengumpulan data sudah berakhir maka tiga komponen analysis tersebut berinteraksi dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus. ( Miles & Huberman, 1984 )

J. Daftar pustaka.

( Susunan daftar pustaka bisa dilihat tekniknya pada petunjuk tata tulis ).

K. Lampiran.

Berupa rancangan Kuesioner bila menggunakan metode survei ( kuantitatif ) atau berupa rancangan daftar pertanyaan bila menggunakan pendekatan kualitatif sebagai alat dalam interview mendalam.

Ucapan Terima Kasih:

1. Mr. Yaya Kardiawarman, M.Sc., Ph.D.

(State University of New York)

2. Mrs. Dr. Ida kaniawati, M.Pd.

(Universitas Pendidikan Indonesia)

Kamis, 21 Oktober 2010

Penelitian Pendidikan Fisika

Pertemuan ke-6: 18-10-2010

Penelitian Tindakan Kelas

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSROOM ACTION RESEARCH)

Latar Belakang

Hasil temuan penelitian jarang termanfaatkan

Penelitian tidak dilakukan oleh guru

Research-Development-Dissemination (RDD)

Guru kurang menghayati

Pengertian

“a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out”.

Pengkajian masalah situasional dan kontektual pada perilaku seseorang atau kelompok orang,

Ada tindakan,

Penelaahan terhadap tindakan,

Pengkajian dampak tindakan,

Dilakukan secara kolaboratif,

Refleksi.

Karakteristik PTK

Permasalahan sehari-hari di kelas.

Kontekstual.

Kolaboratif (partisipatori).

Luwes.

Situasional dan spesifik.

Prinsip-Prinsip PTK

Tidak mengganggu komitmen mengajar.

Tidak menuntut waktu.

Metode yang reliabel.

Masalah guru.

Manfaat PTK

Inovasi.

Pengembangan kurikulum.

Peningkatan profesionalisme guru

Apa bedanya dengan penelitian formal ?

1. Penelitian Tindakan Kelas.

- Dilakukan oleh gur/dosen sendiri.

- Kurang formal/hirau pada syarat-syarat:

- Ukuran/kerepresentatifan sampel tak dihiraukan.

- Pengembangan instrumen yang valid dan reliabel tak dilakukan.

- Tak digunakan analisis statistik yang rumit.

- Tidak selalu menggunakan hipotesis (kecuali yang berkaitan dengan uji teori)

- Tujuannya

+ Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung.

2. Penelitian Formal.

- Dilakukan oleh orang dari luar.

- Lebih formal/hirau akan syarat-syarat:

- Sampel harus representatif.

- Instrumen harus dikembangkan sehingga valid & reliabel.

- Menuntut penggunaan analisis statistik.

- Mempersyaratkan hipotesis.

- Tujuannya

a. Mengembangkan pengetahuan umum (teori)

b. Tidak langsung memperbaiki praktik pembelajaran, tetapi melalui RDD.

Karakteristik PTK

  1. Penelitian tindakan merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata di tempat (kelas/sekolah) yang bersangkutan. Ingat, penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru atau sekelompok guru untuk mengatasi masalah di sekolah yang bersangkutan.
  2. Metode penelitian tindakan kelas dilakukan secara kontekstual, dalam arti bahwa variabel-variabel atau faktor-faktor yang ditelaah selalu terkait dengan suasana di tempat penelitian.
  3. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kolaboratif dan kooperatif. Penelitian tindakan di sekolah diarahkan pada perbaikan dan peningkatan mutu kerja guru. Karena itu penelitian ini dapat dikerjakan oleh seorang guru atau secara bersama-sama..
  4. Penelitian tindakan bersifat luwes dan dapat disesuaikan dengan keadaan. Sifat ini cocok untuk memperbaiki mutu kerja guru di kelas dan untuk mencoba melaksanakan pembaharuan (inovasi).
  5. Penelitian tindakan bersifat situasional dan spesifik, yang pada umumnya dilakukan dalam bentuk studi kasus. Sampel penelitian sangat terbatas, tidak representatif untuk membuat generalisasi. Penggunaan metode statistik terbatas pada pendekatan deskriptif tanpa inferensi.

Prinsip-Prinsip PTK

  1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode penelitiannya seharusnya tidak mengganggu komitmen mengajarnya.
  2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak terlalu menuntut waktu bagi guru.
  3. Metodologi yang digunakan harus cukup reliabel yang memungkinkan guru merumuskan hipotesis dengan meyakinkan dan mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya.
  4. Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang guru sendiri memiliki komitmen terhadapnya.
  5. Kebutuhan guru untuk menaruh perhatian terhadap prosedur etik di sekitar perkerjaannya.
  6. Sejauh mungkin penelitian tindakan kelas mengadopsi “ classroom exceeding” perspective. Maksudnya adalah bahwa semua anggota komunitas sekolah secara aktif membangun dan memiliki visi yang sama terhadap tujuan utama mereka. Guru yang bekerja sama dalam penelitian tindakan kelas meningkatkan fokus penelitian terhadap prioritas sekolah secara keseluruhan.

Tujuan PTK

Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses belajar-mengajar.

Tujuan penyerta yang dapat dicapai ialah berupa terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian tindakan kelas itu berlangsung. Hal ini dapat terjadi karena tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran.

Kemitraan menjadi lebih baik.

Dosen menjadi lebih akrab dengan lapangan.

Memperoleh masukan dalam pembinaan calon Guru SM.

Guru memperoleh manfaat praktis.

PROSEDUR PELAKSANAAN PTK

Tujuan Pelatihan

  1. Memahami pengertian, identifikasi, cara mengidentifikasi, dan cara merumuskan masalah dalam PTK.
  2. Memahami cara menyusun masalah dalam PTK.
  3. Memahami pengertian dan cara merencanakan tindakan dalam PTK.
  4. Membuat contoh perencanaan tindakan berdasarkan contoh rumusan masalah yang diajukan.
  5. Memahami tahap pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi dalam PTK.
  6. Memahami cara analisis data hasil observasi dan evaluasi serta refleksi dalam PTK.
  7. Memahami cara merencanakan tindakan lanjutan dan siklus dalam PTK

PROSEDUR PELAKSANAAN PTK

I. Pengembangan fokus masalah penelitian.

II. Perencanaan tindakan.

III. Pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi.

IV. Analisis dan refleksi.

V. Perencanaan tindakan lanjutan.

I. Pengembangan Fokus Penelitian

A. Merasakan adanya masalah.

Berfikir balik untuk melihat sisi lemah pembelajaran.

Merasakan ketidak puasan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Ada usaha/kemauan untuk memecahkannya.

B. Identifikasi masalah.

Tanya pada diri sendiri tentang PBM yang telah dilakukan.

Daftar masalah-masalah yang dirasakan atau pernah dialami.

Konsultasi dengan teman sejawat dan dosen LPTK

C. Analisis Masalah

Kriteria dalam memilih topik:

Pilih masalah yang mampu diselesaikan guru.

Pilih masalah yang skalanya kecil dan terbatas.

Pilih topik yang penting bagi guru dan siswa.

Kaitkan PTK dengan rencana pengembangan sekolah

D. Perumusan Masalah Penelitian

Rumuskan dengan singkat, jelas, dan operasional.

Nyatakan dalam bentuk kalimat tanya.

Uraikan masalah yang benar-benar dihadapi guru.

II. Perencanaan Tindakan

A. Formulasi alternatif tindakan dalam bentuk rencana tindakan.

B. Analisis kelaikan tindakan.

C. Persiapan tindakan.

D. Inventarisasi komponen pendukung.

A. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat hipotesis tindakan.

1. Mempunyai teoritis yang lengkap.

a. Kaji teori pembelajaran dan teori pendidikan.

b. Kaji masalah-masalah yang relevan.

c. Kaji hasil diskusi dengan kolega.

d. Kaji pengalaman pembelajaran sendiri.

2. Pilih alternatif tindakan yang menjanjikan hasil.

3. Lakukan kaji ulang.

B. Yang harus diperhatikan dalam analisis kelaikan tindakan.

a. Kemampuan guru.

b. Kemampuan siswa.

c. Ketersediaan alat pendukung di sekolah.

d. Iklim belajar di kelas.

e. Iklim kerja di sekolah.

C. Persiapan tindakan.

a. Mempersiapkan fasilitas & sarana pendukung.

b. Mempersiapkan cara observasi.

c. Membuat rencana pembelajaran (RP).

d. Melakukan simulasi.

III. Pelaksanaan Tindakan, Observasi dan Evaluasi.

A. Pelaksanaan Tindakan.

Merupakan pelaksanaan rencana tindakan yang telah dikembangkan.

Merupakan kegiatan pokok pada penelitian tindakan kelas.

Secara simultan diikuti kegiatan observasi dan evaluasi.

B. Observasi

1. Pengertian.

Upaya mengamati dan mendokumentasikan proses pelaksanaan tindakan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana.

Ditentukan secara tegas data yang harus dikumpulkan.

Ditentukan dan disusun instrumen yang tepat.

Harus selalu diarahkan sebagai bahan untuk analisis dan refleksi.

2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam observasi.

Apakah kejadian itu sesuai dengan apa yang direncanakan.

Apakah tujuan tindakan mulai dapat diketahui pencapaiannya.

Perubahan apa yang terjadi.

Kejadian apa yang tidak diperkirakan sebelumnya.

Kejadian apa yang menghambat pencapaian tujuan.

3. Prosedur Observasi.

Perencanaan pertemuan.

Observasi di kelas.

Diskusi umpan balik.

C. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi.

Upaya mengenali & memahami hasil-hasil yang dapat dicapai dari PTK, baik hasil yang berupa proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa.

2. Sasaran Evaluasi

Menemukan bukti-bukti nyata dari peningkatan (perubahan) yang terjadi setelah dilakukan tindakan.

Untuk menyatakan terjadinya Peningkatan, setiap evaluasi harus dibuat kriteria sebagai acuan untuk memberi makna terhadap apa yang dicapai setelah pelaksanaan tindakan

3. Prosedur Evaluasi

a. Perumusan tujuan.

b. Pembuatan kisi-kisi.

c. Pembuatan perangkat soal.

d. Penetapan jenis data dan sumber data.

e. Perencanaan kegiatan pengumpulan data.

f. Penyiapan alat pengumpul data.

g. Perencanaan pengolahan dan analisis data.

h. Pemanfaat hasil evaluasi.

IV. ANALISIS DAN REFLEKSI

A. Analisis Data

1. Pengertian.

Kegiatan menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan, secara sistematis dan rasional untuk memperoleh jawaban dari permasalahan penelitian.

2. Prosedur Analisis Data.

a. Reduksi data.

b. Sajian data.

c. Penyimpulan.

B. Refleksi

1. Pengertian.

Pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan terhadap pencapaian berbagai tujuan dan untuk menentukan perlu tidaknya tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir.

Refleksi terdiri dari 4 komponen: analisis, pemaknaan, penjelasan, dan kesimpulan.

2. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam refleksi

Menjawab tentang penyebab kondisi yang terjadi.

Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang telah dilakukan.

Memperkirakan mengenai keluhan yang dapat diperoleh.

Mengidentifikasi kendala/ancaman yang mungkin dihadapi

Memperkirakan akibat dan implikasi dari tindakan yang direncanakan

V. PERENCANAAN TINDAKAN LANJUTAN & SIKLUS.

Perencanaan tindakan lanjutan dilaksanakan apabila hasil tindakan yang telah dilakukan dinilai belum berhasil.

Jumlah siklus dalam penelitian tindakan tidak dapat ditentukan lebih dahulu tetapi tergantung terselesaikannya masalah yang diteliti. Namun jumlah siklus dapat ditentukan sebelumnya sesuai dengan bobot masalah dengan mempertimbangkan kondisi siswa dan faktor input serta proses lainnya.

Contoh Rumusan Masalah

Bidang Studi Geografi.

- Siswa sulit memahami konsep interaksi keruangan dalam pelajaran geografi.

- Siswa belum memahami konsep skala dalam pokok bahasan pengetahuan.

- Siswa kurang tertarik dalam pembelajaran sub pokok bahasan SIG.

Bidang Studi Bahasa Inggris.

- Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan “do/does” dan penambahan “s/es dalam “the present tense”.

- Siswa tidak mampu membuat kerangka sederhana.

Contoh Hipotesis

Bidang Studi Geografi.

Melalui metode pemberian tugas siswa dapat memahami konsep interaksi keruangan.

Bidang Studi Bahasa Inggris.

Dengan menggunakan “games”, masalah siswa dalam menggunakan “do/does” & “s/es” dalam “the present tense” dapat diminimalkan.

Ucapan Terima Kasih:

1. Mr. Yaya Kardiawarman, M.Sc., Ph.D.

(State University of New York)

2. Mrs. Dr. Ida kaniawati, M.Pd.